Perubahan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19
Perubahan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19
Oleh: Siska Dwi Yuliati, S.Pd
Virus Corona baru yang dikenal sebagai Covid-19, ditemukan pada bulan terakhir tahun 2019, di pasar makanan laut di Wuhan. Hasil analisis klinis virus menunjukkan penularan dari orang ke orang (Li dkk., 2020). Direktur Jenderal WHO pada Maret 2020 (WHO, 2020) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi denan penilaian penyebaran yang cepat dan tingkat keparahan virus mematikan di seluruh dunia dengan tambahan aturan pembatasan jarak manusia secara fisik sebagai cara untuk mengekang penyebaran virus. Pandemi Covid-19 tentunya sangat mempengaruhi pembelajaran dikarenakan harus menjaga jarak fisik. Alternatif pembelajaran pada masa pandemi yaitu dengan pembelajaran online.
Pembelajaran online adalah penggunaan internet dan beberapa teknologi penting lainnya untuk mengembangkan materi untuk tujuan pendidikan, penyampaian instruksional dan manajemen program (Fry, 2001). Hrastinski (2008) menyatakan bahwa dua jenis pembelajaran online yaitu pembelajaran online asynchronous dan synchronous secara garis besar dibandingkan tetapi agar pembelajaran online menjadi efektif dan efisien, instruktur, organisasi dan lembaga harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang manfaat dan keterbatasan.
Pembelajaran online bukanlah penemuan baru, dimulai sejak tahun 1980-an, ditambah dengan tahun 1990-an dan 2000-an sebagai waktu pematangan optimal untuk pendidikan online, dan fakta tak terbantahkan lainnya adalah bahwa pendidikan online secara teratur telah dilihat dari perspektif alternatif yang baik untuk dimiliki tetapi bukan model misi serius untuk menjamin kemantapan kegiatan instruksional (Ribeiro, 2020). Penerimaan global dari kebijakan jarak sosial, seperti yang diumumkan oleh WHO sebagai langkah untuk mengekang penyebaran Covid-19, telah memaksa sekolah untuk menutup pintunya, dan ini telah menyebabkan gangguan tak terduga pada metode pengajaran dan pembelajaran tradisional.
Media pembelajaran online dapat diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna, misalnya mengunduh sumber-sumber untuk materi pada pelajaran (De Vito, 2011:67)). Keuntungan penggunaan media pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, meng-update isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link video conference untuk berkomunikasi langsung (Dryden, dkk., 2001:47). Selanjutnya Dabbagh dan Ritland mengatakan ada tiga komponen pada pembelajaran online yaitu : (a) model pembelajaran, (b) strategi instruksional dan pembelajaran, (c) media pembelajaran online (Dabbagh, dkk.). Ketiga komponen ini membentuk suatu keterkaitan interaktif, yang didalamya terdapat model pembelajaran yang tersusun sebagai suatu proses sosial yang menginformasikan desain dari lingkungan pembelajaran online, yang mengarah ke spesifikasi strategi instruksional dan pembelajaran yang secara khusus memungkinkan untuk memudahkan belajar melalui penggunaan teknologi pembelajaran.
Salah satu dampak dari pandemi covid-19 ini yaitu terjadi transformasi media pembelajaran yang dulu lebih banyak menggunakan tatap muka di dalam kelas. Tapi, karena adanya pandemi covid-19 yang penularannya secara cepat melalui kontak langsung dengan penderita, maka di larang mengadakan perkumpulan. Dunia pendidikan juga terkena imbasnya maka pembelajaran di lakukan secara online. Terkait hal ini, ada beberapa media pembelajaran online yang bisa dijadikan pilihan yaitu:
- Media Pembelajaran yang pertama dan paling banyak digunakan yaitu whatsapp group.
- Media Pembelajaran selanjutnya dari google, yaitu Google meet dan Google Classroom.
- Media Pembelajaran komunikasi video yang juga sering digunakan adalah Zoom Meeting.
- Media Pembelajaran LMS ruangkelas ruangguru dan banyak media pembelajaran online lainnya.
Berdasarkan hal di atas melihat situasi dan kondisi pada masa pandemi covid-19 guru harus pintar memilih media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran supaya siswa tidak ketinggalan materi. Oleh sebab itu, para guru harus menguasai banyak media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dabbagh, N. and Ritland. B. B, Online Learning, Concepts, 78.
Dryden, Gordon and Vos. J, Revolusi Cara Belajar, (Bandung: Kaifa, 2001), 47.
Fry, K. (2001). E-learning markets and providers: Some issues and prospects. Education+ Training , 43 (4/5), 233–239. https://doi.org/10.1108/EUM0000000005484
Hrastinski, S. (2008). Asynchronous and synchronous e-learning. Educause Quarterly , 31 (4)
Li, Q. , Guan, X. , Wu, P. , Wang, X. , Zhou, L. , Tong, Y. , Ren, R. , Leung, K. S. , Lau, E. H. , Wong, J. Y. , & Xing, X. 2020. Early transmission dynamics in Wuhan, China, of novel coronavirus–infected pneumonia. New England Journal of Medicine , 382 , 1199–1207. https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001316
WHO. 2020. Coronavirus disease (COVID-19) pandemic. World Health Organization. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019